(ファイナルファンタジーVII Fainaru Fantajī Sebun?) adalah sebuah
permainan peran konsol yang dirilis oleh
Square Co., Ltd. (sekarang
Square Enix) pada tahun 1997 dan disutradarai oleh
Yoshinori Kitase. Ia adalah permainan pertama dalam seri
Final Fantasy yang diproduksi untuk
konsol permainan Sony PlayStation dan merupakan permainan pertama dalam seri ini yang diadaptasi untuk dapat dimainkan di
komputer pribadi berbasis
Microsoft Windows, dan permainan pertama sejak
Final Fantasy NES yang dirilis dengan judul yang sama baik untuk
Jepang dan
Amerika Utara. Selain itu, ini adalah seri Final Fantasy pertama yang menggunakan
CGI, dengan karakter-karakter yang dirender penuh dan latar belakang yang diprarender.
Bagian awal
Permainan ini bermula dari sebuah karakter protagonis, Cloud Strife, bergabung dengan organisasi anti-Shinra yakni
AVALANCHE
di mana organisasi ini sedang akan menyerang salah satu dari reaktor
Mako yang mengelilingi kota Midgar. Reaktor Mako berhasil mereka
hancurkan dan mereka segera kembali kemarkasnya dimana dalam perjalanan
ini Cloud bertemu dengan Aeris Gainsborough, seorang wanita penjual
bunga. Saat AVALANCHE melakukan misi berikutnya, mereka terperangkap
oleh Presiden Shinra dimana mako reaktor tersebut ternyata dijaga oleh
sebuah robot. Walaupun mereka berhasil mengalahkan robot tersebut, Cloud
yang belum sempat untuk keluar dari reaktor terlempar dari tingkat atas
Midgar akibat ledakan reaktor, dari tingkat atas Midgar Cloud terlempar
sampai kepada bagian
slum dibawah dan jatuh disebuah gereja pada
Sektor 5, dia terjatuh diatas bunga-bunga dan tidak terluka parah.
Digereja inilah Cloud mengenal Aeris. Aeris meminta Cloud bekerja
sebagai penjaga dirinya dimana akhirnya Cloud setuju dan dalam seketika
itu mereka berdua kedatangan tamu yakni, para
Turk yang berasal dari Shinra dimana para
Turk tersebut diperintahkan untuk menangkap Aeris.
Setelah pertarungan selesai, Aeris dengan senang hati menunjuk jalan
menuju Sektor 7 (markas AVALANCHE). Saat diperjalanan Aeris berbicara
bahwa pacar pertamanya adalah
SOLDIER kelas satu sama seperti Cloud dulu. Tiba-tiba dalam perjalanan Aeris dan Cloud melihat Tifa masuk kedalam
Wall Market,
sebuah area pada Sektor 6 yang dikenal sebagai tempat aktivitas para
kriminal. Mereka mengikuti Tifa sampai akhirnya mereka menyusup masuk
kedalam rumah bos kriminal Don Corneo dan menemukan berita mengagetkan
yaitu Shinra telah mengetahui markas AVALANCHE dan berencana untuk
menghancurkan Sector 7. AVALANCHE yang mendengar berita itu tidak bisa
tinggal diam dan mencoba menggagalkan rencana tersebut namun Shinra
akhirnya berhasil menghancurkan Sektor 7, banyak para penduduk Sektor 7
yang meninggal termasuk 3 anggota AVALANCHE. Tidak lama setelah itu para
Turk berhasil menangkap Aeris, dimana setelah kejadian itu diketahui
bahwa Aeris adalah manusia terakhir yang bertahan hidup dari bangsa kuno
bernama "Cetra". Presiden Shinra percaya bahwa Aeris dapat menunjukkan
jalan menuju daerah impian yang dikenal sebagai "Promised Land", daerah
yang mempunyai banyak energi mako dan Shinra bertujuan untuk mengambil
energi tersebut.
Sebagai anggota tersisa dari AVALANCHE, Tifa, Barret, dan Cloud
menyusup kedalam markas utama Shinra untuk menyelamatkan Aeris. Setelah
berhasil menyelmatkan Aeris, mereka bertemu dengan Red XIII yang
akhirnya bergabung dengan grup. Saat mereka akan melarikan diri dari
markas Shinra, mereka menemukan para pekerja, termasuk Presiden Shinra,
dibantai. Cloud melihat luka yang terdapat pada Presiden Shinra dan
mengetahui bahwa pembantainya adalah SOLDIER bernama Sephiroth yang
diduga hidup kembali. Pekerja yang ditemukan masih hidup dalam keadaan
sekarat memberitahui Cloud dan yang lain bahwa dia melihat Sephiroth
membunuh presiden serta berbicara bahwa dia tidak akan pernah
mengijinkan Shinra untuk mendapatkan
Promised Land. Cloud dan
yang lain juga mengetahui bahwa kepala dari sebuah makhluk bernama
"Jenova" menghilang dari bangunan fasilitas riset.
Setelah kejadian itu Shinra dipimpin oleh Rufus, anak dari Presiden
Shinra, sedangkan AVANLACHE sekarang mengejar Sephiroth karena takut
akan tujuan penggunaan dari
Promised Land yang akan lebih
membahayakan daripada tujuan Shinra. Dalam pengejaran ini beberapa orang
mauk kedalam grup yakni, Yuffie Kisaragi, Cait Sith, Cid Highwind, dan
Vincent Valentine. Saat perjalanan berlanjut, setiap anggota grup
mengalami konflik tentang masa lalunya. Tidak lama setelah itu akhirnya
rencana Sephiroth terbuka, rencananya adalah menggunakan "Meteor" untuk
melukai planet ini separah mungkin, sehingga
Lifestream yang
berada dalamnya akan berkumpul pada luka tersebut untuk menyembuhkan
luka itu. Sebelum Lifestream berkumpul Sephiroth berencana untuk masuk
pada retakan-retakan luka tersebut, Sephiroth berencana untuk bergabung
dengan seluruh energi di planet yang membuatnya mendapatkan kekuatan
dewa. Untuk mencegah itu AVALANCHE berencana untuk mengambil Black
Materia yang diperlukan untuk mengaktifkan Meteor, tetapi Sephiroth
mengeluarkan kekuatan misterius yang membuat dirinya menguasai Cloud
untuk mengaktifkan Black Materia.
Aeris, yang takut akan keinginan Sephiroth untuk menggunakan Meteor,
sudah mengerti banyak tentang darah yang mengalir pada tubuhnya dari
seorang profesor di
Cosmo Canyon serta telah mendapatkan ingatan
dari para pendahulunya di kuil Cetra. Ia memutuskan untuk menghentikan
Sephiroth seorang diri. AVALANCHE yang khawatir akan hal itu terus
mengikuti Aeris hingga akhirnya mereka tiba di kota kuno Cetra. Setelah
mereka menemukan Aeris yang sedang berdoa untuk planet, Sephiroth yang
tidak terlihat keberadaannya mencoba untuk membunuh Aeris dengan
mengendalikan Cloud, namun Cloud menolak perintah Sephiroth. Sephiroth
akhirnya muncul dan membunuh Aeris. Setelah mengucapkan selamat tinggal
terakhir kepada Aeris, para karakter yang tersisa bersatu untuk membunuh
Sephiroth dan membalaskan dendam atas kematiannya.